Wednesday, June 11, 2008

Reviu Buku

Tajuk : Kalilah wa Dimnah
Penulis : Ibn Muqaffa
Penterjemah : Misbah M. Majidi
Penerbit : Pustaka Sufi


Cerita binatang merupakan antara golongan cerita rakyat tradisional yang dikatakan disampaikan melalui mulut ke mulut daripada satu generasi ke generasi yang lain. Antara binatang yang cukup masyhur dalam cerita-cerita binatang masyarakat Melayu adalah sang kancil atau pelanduk.

Tujuan diceritakan cerita-cerita binatang sebegini adalah untuk dijadikan pengajaran atau pun satu teguran terhadap golongan atasan yang tidak mungkin dapat ditegur secara terang-terangan. Cerita-cerita binatang ini juga sering hadir dalam bentuk yang ringan tetap mesej yang terkandung di dalamnya merupakan satu khazanah keintelektulan yang tiada ternilai.

Buku “Kalilah wa Dimnah” merupakan karya saduran mengenai cerita-cerita bintang yang penulis asalnya ialah seorang ahli falsafah agung India. Beliau ini sentiasa dicari Raja Dabsyalim, seorang raja di zaman kekuasaan Seljuk (512-544H) untuk mendengar kisah tentang binatang yang akan diceritakan oleh Baydaba. Di dalam penceritaannya termuat juga falsafah-falsafah kehidupan. Tatkala membaca tulisannya seseorang akan merasakan diri seolah-olah hanyut dalam lautan ilmu yang indah. Pemikiran yang ditampilkannya benar-benar membuatkan pembaca menaakul berkali-kali.

Sememangnya “ kalilah wa Dimnah” – (nama ini diambil sempena nama karakter dalam cerita yang dikisahkan Baydaba), membuatkan pembaca merasakan semakin ghairah untuk meyelak setiap halaman bagi menemukan buah-buah falsafah yang tinggi nilainya di setiap lembaran.

Karya agung ini kemudiannya disadur oleh al-BArzawiy ke dalam bahasa Persia, dan setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ibn Muqaffa. Karya ini sememangnya dapat mengajar insan erti sebuah persahabatan sejati. Sebuah karya yang rugi seandainya anda melepaskan peluang untuk membacanya.

“karya fable kearifan yang paling banyak dirujuk dalam kajian sufistik, fan kesusasteraan dalam dunia Islam” –Pengantar penerbit

Hayatilah ayat-ayat di bawah ini yang dipetik daripada karya agung ini sendiri.Renungkanlah setiap bait-bait kata bagi memperoleh manfaat dari pembacaan anda:

“ Apa yang bisa diharapakan dari persahabatan yang hampa dari kesetian, toleransi dan saling percaya serta menghormati yang semcam ittu. Bukankah saling kasih dan saling menghormati yang tidak disandarkan pada kesetian adalah rapuh dan lumpuh, lantas apa yang bisa kamu harapkan dari persahabatan yang kering dari kesetian dan kasih sayang? Apa yang bisa diharapkan dari kecintaan yang hampa dari rasa terima kasih dan tanpa penghargaan diri? Apa yang bisa kamu harapkan dari laku kebaikan yang kamu semai kepada orang yang tidak pernah mengerti akan kebaikan dirimu? Apa yang bisa banggakan dari curah curah hati yang kamu keluhkan kepada orang yang tidak bisa menjaga rahsiamu? Apa yang bisa kamu harapkan dari budi kebaikan yang kamu tanamkan kepada orang yang tidak tahu diuntung? Apa yang bisa dibanggakan dari persahabatan yang hampa dari rasa tenggang rasa dan saling memahami?” (hlm 62 & 63)

“Bersahabat dengan orang yang mulia dan menjaga harkat dan martabat dirinya akan melahirkan kemuliaan dan harga diri, sedang jika bersahabat dengan orang yang berbudi reendah dan hina akan melahirkan kenistaan dan kerendahan diri pula. Seperti aroma yang mengalir pada bau harum yang akan menebar keharuman kepada udara yang menghampirinya, sebaliknya jika angina itu berhembus pada bau yang tidak sedap,maka akan menebarkan bau yang tidak sedap pula.” (hlm. 63)

“Jauhilah orang yang tidak memiliki keinginan untuk berbuat baik dan jauhilah orang yang tidak bergeming atas nasihat-nasihat yang baik”(hlm. 66)

“ Siapakah yang akan membalas perbuatan baik dan bagus dengan kebaikan dan kebagusan pula selain Tuhan? Barangsiapa yang berharap imbalan dari laku kebaikkannya kepada manusia, ia tidak akan memperoleh balasan kebaikan dari Tuhan! Apakah perbuatan yang tidak diperuntukkan bagi Tuhan akan memperoleh balasan dariNYA? Terlebih jika niatan perbuatan tersebut diperuntukkan untuk memperoleh balasan manusia, apakah Tuhan akan peduli dengan perbuatan tersebut? “(hlm.69)

“ Seorang pembohong adalah mereka yang berkatya tentang sesuatu yang tidak pernah terjadi dan berbicara dengan tidak disertai bukti nyata,” (hlm. 72)

“ Jika seorang kawan sejati membiarkan karibnya dalam kesulitan, itu pertanda keringnya rasa persahabatan dan betapa dangkalnya nurani seorang sahabat.” (hlm. 106)

1 comment:

Anonymous said...

Betting Sites That Accept PayPal - Kadangpintar
PayPal 제왕 카지노 · Betshark.com · Borgata.com · kadangpintar Borgata · Golden Nugget.com · febcasino The Best Casino & Hotel.